Contoh AutoBiografi
Contoh Autobiografi
Latar Belakang Keluarga
Saya memiliki nama lengkap
Jeni Dwi Prasetyo, dan biasa dipanggil Jeni. Saya lahir pada tanggal 14 Januari
1996, di Kebumen, Jawa Tengah. Saya dibesarkan di tengah-tengah keluarga
sederhana bersama dengan 1 kakak, dan 3 adik. Kakak saya yaitu Rahmat Muklis Hardiyanto. Ia berjarak umur
2,5 tahun lebih tua dari saya. Kedua adik perempuan saya, yaitu Retno Wahyu
Anggraeni yang berjarak 1,5 tahun dan Febri Riska Setyowati yang berjarak
umur 11 tahun dari saya. Adik laki-laki
saya yaitu Yoga Pamungkas Setiawan yang berjarak umur 5 tahun dari saya. Kedua
orang tua saya sama-sama berprofesi sebagai wiraswasta. Ayah saya Mukhiman
memiliki usaha dagang kaset, dan Ibu saya Sutasmi mempunyai salon. Sejak kecil saya dibesarkan oleh kedua orang tua di
wilayah pedesaan Sidoagung yang merupakan ssalah satu desa yang ada di kabupaten Kebumen. Saya
sangat bersyukur karena saya dibesarkan oleh keluarga yang sederhana dan berada
di sebuah desa yang tenteram dan damai.
Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan saya
dimulai ketika usia saya sudah 4,5 tahun, dimana saya mulai menduduki Taman Kanak-Kanak
yaitu di TK Aisyiyah. Setelah lulus Taman Kanak-Kanak, saya menempuh jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, yaitu bersekolah di Sekolah Dasar Negeri 4 Karanganyar. Sewaktu saya didaftarkan oleh
orang tua saya ke SD N 4 Karanganyar saya hampir di tolak oleh Kepala Sekolah,
karena tubuh saya yang sangat kecil dan umur saya baru 5,5 tahun. Beliau
menyarankan kepada orang tua saya untuk menyolahkan saya kembali di Taman
Kanak-Kanak selama 1 tahun. Sebelum orang tua saya meninggalkan kantor Kepala
Sekolah tiba-tiba ada seorang guru yang memanggil orang tua saya dan beliau
meminta kepada kepala sekolah untuk menerima saya untuk bersekolah di SD N 4
Karanganyar. Kepala Sekolah dari Sekolah Dasar tersebut akhirnya menyetujui
permintaan dari guru tersebut dan saya pun diterima di Sekolah Dasar Negeri 4
Karanganyar, Setelah menempuh bangku Sekolah Dasar, saya menempatkan pilihan
sendiri untuk bersekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Karangayar.
Walaupun banyak tawaran dari saudara dan kerabat dekat mengenai SMP di luar
kecamatan yang berkualitas, namun saya memilih sekolah ini, karena kebanyakan
dari teman saya mendaftar di sekolah ini. Setelah melalui suka duka masa SMP,
saya pun melanjutkan pendidikan pada Sekolah Menengah Atas. SMA yang saya pilih
yaitu SMA Negeri 1 Gombong, karena sekolah ini merupakan sekolah model dan
sekolah yang terkenal di daerah saya. Kenangan sewaktu di SMA banyak yang saya
dapatkan dan berbagai pangalaman juga banyak yang tidak bisa terlupakan,
mungkin karena ini adalah masa yang paling berkesan di dalam hidup saya.
Setelah melalui suka duka SMA, saya pun melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi yaitu kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta. Saya memilih untuk
mengambil jurusan pendidikan matematika, karena bagi saya matematika ialah mata
pelajaran yang paling menyenangkan dari Sekolah Dasar hingga saya di Sekolah
Menengah Atas.
Prestasi
Akademik
Prestasi akademik yang saya
raih dijenjang pendidikan mengalami pasang surut. Disaat Taman Kanak-Kanak saya
sering mendapat nilai yang cukup baik, akan tetapi pada Taman Kanak-Kanak belum
ada penilaian berdasarkan peringkat. Setelah memasuki Sekolah Dasar, saya mulai
mengenal penilaian berdasarkan peringkat. Selama 2 tahun terakhir saya mendapat
peringkat 3, namun pada ujian akhir di Sekolah Dasar, saya meraih peringkat
ke-4 dari seluruh siswa. Lalu pada jenjang SMP, nilai saya cukup baik walaupun bukan
yang terbaik. Kelas yang saya tempati merupakan kelas unggulan yang telah
dipilih oleh sekolah sewaktu saya diterima di SMP N 1 Karanganyar. Setelah lulus
dari SMP, saya mendaftar di SMA N 1 Gombong. Ketika saya membaca pengumuman,
saya sangat bersyukur karena dapat diterima di sekolah yang saya inginkan. Dan
hingga sekarang, saya masih mendapatkan nilai yang cukup baik, seperti halnya
ketika SMP. Saya selama 2 tahun selalu masuk peringkat 10 besar. Dalam masa SMA
ini saya dituntut untuk memilih jalan yang mana saya harus menentukan karir
saya.Saya memilih untuk mempunyai cita-cita menjadi seorang guru. Cita-cita
saya ini terinspirasi oeh seseorang yang sangat mulia, beliau merupakan guru
bahasa jawa saya. Beliau merupakan guru yang menjadi suri tauladan. Beliau
tetap mengajar, walaupun ia sudah pensiun. Beliau juga mengajar tanpa meminta
gaji sepeser pun. Hal ini yang telah membuat hati saya berkata untuk bekerja
tanpa memikirkan gaji, namun dengan sepenuh hati dan mengharapkan ridho Ilahi.Sewaktu
pengisian data SNMPTN, saya memilih untuk melanjutkan ke Universitas Negeri
Yogyakarta dan mengambil jurusan Pendidikan Matematika. Setelah pengumuman
ujian nasional nilai saya cukup baik meski bukan yang terbaik. Beberapa hari
setelah itu, terdapat pengumuman SNMPTN dan ternyata saya diterima di
Universitas Negeri Yogyakarta prodi Pendidikan Matematika. Saya sangat
bersyukur karena diterima di universitas yang sangat saya dambakan.
Ketaatan
Beragama
Sejak saya kecil, saya diajarkan untuk memiliki
ketaatan beragama. Sewaktu saya berumur 6 tahun saya selalu di antar oleh orang
tua saya untuk mengaji di masjid Mujahidin Karanganyar. Orang tua saya juga
meyuruh saya untuk melaksanakan solat 5 waktu pada setiap harinya. Sejak saya
berumur 10 tahun saya telah di ajak orang tua saya untuk solat berjamaah di
masjid yang berada di dekat rumah saya. Saya juga di ajarkan untuk memberi
sedekah kepada orang yang meminta-minta dengan ikhlas, walaupun harus
mengurangi uang jajan saya. Suatu ketika ada seorang kakek yang datang ke toko
saya untuk meminta sedekah kepada saya. Kakek itu berpakaian kusang sehingga
saya iba kepada beliau, tapi saya tidak memberinya sedekah karena saya tidak
memiliki apa-apa, namun tiba-tiba ibu saya datang dan memanggil kakek tua
tersebut dan memberinya uang. Ibu saya juga memberi kakek tersebut satu setel
pakaian yang masih layak pakai untuk kakek tersebut. Kakek tersebut merasa
sangat senang dan sangat berterima kasih kepada ibu saya. Saya sangat kagum dan
merasa bangga mempunyai ibu yang sanat baik hati. Setelah kakek tersebut pergi,
ibu saya memberi nasihat kepada saya untuk memberikan sedekah kepada setiap
orang yang berhak, walaupun kita harus mengeluarkan sebagian harta benda kita. Setelah
saya berumur 15 tahun saya diperintah oleh orang tua saya untuk mengaji kepada
seorang kyai yang rumahnya berada di dekat masjid Nurul Huda. Kyai yang menjadi
guru mengaji saya bernama H. Mukhtar Idris. Beliau telah mengajarkan kepada
saya berbagai kitab dan ilmu seperti tauhid, akhlak, dan fikih. Beliau juga
mengajarkan saya untuk melaksanakan puasa sunah dan solat sunah, seperti sholat
duha dan sholat tahajud. Beliau juga telah mengajarkan kepada saya cara sholat
yang benar dan khusu’. Beliau telah mengajarkan banyak hal kebaikan yang harus
saya lakukan di setiap hari.
Komentar
Posting Komentar