Filsafat Awal Akhir Zaman Refleksi Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika,

Filsafat Awal Akhir Zaman
Refleksi Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika,

Filsafat itu memiliki obyek. Obyek filsafat itu meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Yang ada dan yang mungkin ada itu bisa bersifat tetap, bisa bersifat berubah. Yang bersifat tetap itu ada di dalam pikiran, yang bersifat berubah ada dalam kenyataan. Yang bersifat tetap itu yang ada dalam pikiran mempunyai sifat absolut maka lahirlah filsafat absolutisme, tokohnya adalah Permerides maka bisa dikatakan filsafat Pemeridesianisme. Yang bersifat berubah itu ada dalam kenyataan maka lahirlah filsafat realisme, ini dunia persepsi, dunia panca indra. Apabila yang bersifat tetap itu dunia pikiran atau memakai rasio, hal ini yang melahirkan filsafat rasionalisme. Yang bersifat tetap itu dunia ideal, absolut ideal, tokohnya Plato maka lahirlah filsafat Platonisme, jadi Plato itu di dalam pikiran. Realisme itu tokohnya adalah Haris / terianisme. Naik ke tingkat yang lebih tinggi itu spiritual, satu Kuasa Tuhan yaitu dikenal filsafat monoisme. Pisahkan antara prinsip dan bayangan, yang bersifat tetap itu prinsip dan yang bersifat berubah itu bayangan. Jadi apa yang kita lihat semua adalah bayangan. Filsafat itu tergantung obyeknya, obyeknya dimana, obyeknya berapa. Kenyataan itu banyak maka lahirlah filsafat pluralisme tetapi sifatnya relative maka relativisme. Yang bersifat tetap itu rasionalisme tokohnya adalah R.Descartes. R.Descartes mengatakan tiada ilmu jika tiada rasio. Yang bersifat berubah itu dunia persepsi atau dunia empiris maka lahirlah filsafat empirisisme tokohnya D.Hume., D. Hume mengatakan tiada ilmu jika tiada pengalaman, yang mungkin ada itu dunia pengalaman. Pada abad 16 muncul fenomena yaitu Revolusi Copernicus. Setelah kemunculan Revolusi Copernicus maka disebut jaman modern. Jaman modern filsafat itu pada abad 16. Satu abad lebih, R.Descartes dan D. Hume bertentangan. Pada yang bersifat tetap, sifat-sifat yang lain formal maka muncullah formalisme, formalisme untuk matematika tokohnya Hilbert, semua matematika yang dipelajari di perguruan tinggi produk daripada Hilbert maka kita ini secara tidak sadar adalah aliran Hilbertianisme.  Dunia empirisme itu termasuk dunia coba-coba. Pada tahun 1671 muncullah tokoh pendamai bernama Immanuel Kant. Immanuel Kant menggunakan dua-duanya, maka menurut Immanuel Kant : “sebenar-benar rasionalisme itu bersifat analitik a priori dan sebenar-benar pengalaman itu bersifat sintetik a posteriori”. Analitik itu maksudnya adalah logis, konsisten, koheren, maka kebenaran logika disini adalah koherentisme. Sintetik adalah persepsi, sebab akibat, cocok atau koresponden, maka kebenarannya adalah korespondensianisme. Pikiran kita itu bersifat koheren, logis, kalau dalam skripsi itu adalah validitas isi, tetapi kalau pengalaman itu persepsi, cocok dengan kenyataan, bersifat sintetik. Apriori itu adalah betul tanpa melihat, kalau yang a posterior itu betul setelah melihat. Maka menurut Immanuel Kant menyimpulkan bahwa : “sebenar-benar ilmu adalah sintetik apriori”. Menurut Immanuel Kant bahwa matematika murni belum merupakan ilmu dan pengalaman biasa belum merupakan ilmu maka agar jadi ilmu maka logika harus digerakkan dan pengalaman harus dapat diterangkan dengan menggunakan logika. Sebenar-benar filsafat adalah dirimu. Itulah pentingnya membaca. Sehingga yang bersifat tetap muncul contoh lain Logicisme, Logicisme dalam matematika itu Browner.
Pada tahun 1857 Auguste Comte meninggal. Auguste Comte mengarang buku yang bernama Positive. Pada Jaman Yunani, mitos dilawan oleh logos. Mitos jaman Yunani itu contohnya pelangi, pelangi itu dikatakan tanggal para bidadari yang mau turun dari langit ke bumi. Mitos bukan cuma di Yunani, dalam hidup kita itu mitos, hidup kita 80% mitos, kalau kamu percaya dengan perkataan Pak Marsigit tanpa kamu pikir itu namanya sudah mitos. Supaya tidak jadi mitos maka rajinlah membaca elegy Pak Marsigit. Mitos itu dia melakukan pekerjaan tanpa mengerti makna dari pekerjaan itu. Misal jangan punya hajat pada tanggal 1 Sura, kalau ke pantai selatan jangan pakai baju hijau. Semua anak kecil belajarnya pakai mitos. Sebenar-benar orang cerdas dalam filsafat adalah seimbang waktunya.
Struktur hidup Indonesia itu dari bawah adalah materi, formal, normative lalu spriritual.   Tidaklah mungkin sehebat-hebat pikiran itu mampu menjelaskan semua spiritual. Tidaklah mungkin semua tulisan itu mampu menuliskan semua pikiranku. Tidaklah mungkin semua tindakanku mampu menuliskan semua tulisanku. Auguste Comte itu tidak beragama maka dunia yang di bangun itu spiritual diletakkan di paling bawah selanjutnya diatasnya adalah filsafat lalu yang paling atas adalah positive. Itu adalah sumber persoalan dunia karena Auguste Comte mengatakan bahwa agama tidak logis, karena agama tidak logis maka tidak  bisa dipakai untuk membangun dunia. Jadi positive itu metode ilmiah atau saintifik. Jadi, kurikulum 2013 yang mewajibkan semua mapel menggunakan saintifik itu, berlandaskan pada pendapat Auguste Comte dimana Auguste Comte ialah seseorang yang tidak percaya agama.

Sementara di Indonesia, strukturnya material, formal, normatif, dan spiritual. Spiritual diletakkan diurutan paling atas. Fenomena tersebut telah berubah menjadi struktur dunia yang sekarang ini, yaitu yang isomorfis yakni Arghaic, Tribal, Traditional, Feodal, Modern, Pos Modern, dan Power Now (Kontemporer). Sekarang ini dunia kontemporer dimana pilarnya Kapitalisme, Materialisme, Utilitarian, Liberalisme, Pragmatisme, dan Hedonisme. Jendela nya ialah information technology (ICT). Kehidupan saat ini atau masyarakat saat ini bersifat anomali. Ciri-ciri daripada anomali adalah disorientasi. Mulai dari sini muncul bermacam-macam filsafat, spiritual, paradigma, teori, model, notion. Nah, ini semua menjadi prinsip. Inilah yang menuntun kehidupan ini. Ciri-ciri kehidupan sekarang adalah hipokrit. Kita semua adalah bayangan dari notion. Semua kata-kata kita adalah notion, akan tetapi akan berbahaya jika tidak kita pikirkan. Setiap orang punya notion. Maka munculah mitos. Tapi begitu ke keyakinan, jangan sekali-kali katakan mitos kecuali yang bisa. Misalnya sholat, sholat dipikirkan manfaatnya, fadhilahnya, kemudian jadi ilmu sehingga muncullah tatacara sholat.

Komentar

Postingan Populer